Satelit9.info Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini memanggil sejumlah menteri ekonomi untuk membahas soal pengembangan industri otomotif nasional. Tapi bukan untuk membuat mobil nasional (mobnas).
Usai rapat, Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, terlambat bagi Indonesia untuk mengembangkan mobnas saat ini. Namun, Jokowi berharap mobil Esemka bisa dikembangkan untuk angkutan pedesaan atau perkebunan.
Rapat di Istana abscessed ini dilakukan Jokowi dengan Sofyan Djalil dan Menteri Perindustrian Saleh Husin. Ada juga perwakilan dari Esemka yang datang.
"Presiden juga mengatakan bahwa kita tidak akan produksi mobil seperti raksasa-raksasa dunia. Tapi kalau Esemka bisa memproduksi entah 500 satu bulan, terus kemudian mencari bazaar allotment tertentu, misalnya angkutan pedesaan, kemudian mereka angkutan perkebunan, dengan jumlah tertentu, supaya nanti bagaimana pun mungkin ada peminatnya di sektor tertentu," tutur Sofyan Rabu (25/2/2015).
"Kalau menyaingi otomotif dunia, nggak mungkin karena kita datang terlambat sekali," cetus Sofyan.
Sementara soal hadirnya Esemka dalam rapat itu, baru sekadar pembicaraan awal saja. Pihak Esemka mengatakan, butuh modal awal Rp 100 miliar untuk mengembangkan produknya tersebut.
Namun menurut Sofyan, Esemka bisa menjadi kebanggaan sendiri bagi Indonesia. Menurutnya, Esemka dikerjakan oleh putera-putera Indonesia. Bila Esemka bisa produksi mobil 400 assemblage per bulan, menurut Sofyan, hal itu sudah luar biasa.
Usai rapat, Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, terlambat bagi Indonesia untuk mengembangkan mobnas saat ini. Namun, Jokowi berharap mobil Esemka bisa dikembangkan untuk angkutan pedesaan atau perkebunan.
Rapat di Istana abscessed ini dilakukan Jokowi dengan Sofyan Djalil dan Menteri Perindustrian Saleh Husin. Ada juga perwakilan dari Esemka yang datang.
"Presiden juga mengatakan bahwa kita tidak akan produksi mobil seperti raksasa-raksasa dunia. Tapi kalau Esemka bisa memproduksi entah 500 satu bulan, terus kemudian mencari bazaar allotment tertentu, misalnya angkutan pedesaan, kemudian mereka angkutan perkebunan, dengan jumlah tertentu, supaya nanti bagaimana pun mungkin ada peminatnya di sektor tertentu," tutur Sofyan Rabu (25/2/2015).
"Kalau menyaingi otomotif dunia, nggak mungkin karena kita datang terlambat sekali," cetus Sofyan.
Sementara soal hadirnya Esemka dalam rapat itu, baru sekadar pembicaraan awal saja. Pihak Esemka mengatakan, butuh modal awal Rp 100 miliar untuk mengembangkan produknya tersebut.
Namun menurut Sofyan, Esemka bisa menjadi kebanggaan sendiri bagi Indonesia. Menurutnya, Esemka dikerjakan oleh putera-putera Indonesia. Bila Esemka bisa produksi mobil 400 assemblage per bulan, menurut Sofyan, hal itu sudah luar biasa.