Satelit9.net Jakarta - Beredar video pemenggalan dari ISIS terhadap seorang mata-mata Presiden Bashar Al Asyad dalam akun Facebook warga negara Malaysia. Diduga ada warga negara Indonesia yang turut serta dalam aksi pemenggalan di video itu. Kini Kementerian Luar Negeri Indonesia meminta informasi lengkap dari Malaysia.
"Berita itu sudah kita tanya ke Malaysia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir di kantornya, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2015).
Akun Facebook bernama Abu Hamzah Al-Fateh mengunggah video itu pada 22 Februari. Usut punya usut, pemilik akun itu adalah Muhamad Wanndy bin Muhamad Jedi dari Melaka. Ada pula Warga Negara Malaysia lain dalam video itu yakni Mohd Faris bin Anuar dari Kedah. Lalu bagaimana dengan terduga orang Indonesia dalam video itu?
"Informasi yang kita terima dari sana, mereka masih menyelidiki apa benar itu orang Indoensia apa bukan," katanya.
Kemenlu belum mendapatkan informasi lanjutan dari Malaysia apakah orang dalam video itu salah satunya adalah orang Indoensia. Yang jelas, pihak Malaysia sudah memastikan pemilik akun itu adalah orang Malaysia.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan Malaysia, sudah mencari kebenarannya. Tapi belum ada kabar lagi," kata dia.
"Berita itu sudah kita tanya ke Malaysia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Armanatha Nasir di kantornya, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2015).
Akun Facebook bernama Abu Hamzah Al-Fateh mengunggah video itu pada 22 Februari. Usut punya usut, pemilik akun itu adalah Muhamad Wanndy bin Muhamad Jedi dari Melaka. Ada pula Warga Negara Malaysia lain dalam video itu yakni Mohd Faris bin Anuar dari Kedah. Lalu bagaimana dengan terduga orang Indonesia dalam video itu?
"Informasi yang kita terima dari sana, mereka masih menyelidiki apa benar itu orang Indoensia apa bukan," katanya.
Kemenlu belum mendapatkan informasi lanjutan dari Malaysia apakah orang dalam video itu salah satunya adalah orang Indoensia. Yang jelas, pihak Malaysia sudah memastikan pemilik akun itu adalah orang Malaysia.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan Malaysia, sudah mencari kebenarannya. Tapi belum ada kabar lagi," kata dia.