Satelit9.info Solo- Malam ini Peringatan hari ulang tahun (Haul) mantan Presiden RI ke II, HM Soeharto digelar di Wonogiri. Serangkaian acara telah disiapkan, diantaranya Pameran Keris dan Batu Mulia siang tadi. Kemudian peresmian Padepokan Pak Harto di Jalan A Yani 41 Wonogiri. Selain itu, digelar wayang kulit kolaborasi delapan dalang dengan jumlah sinden 20 pesinden malam ini senin malam(8/6/2015).ini dalang yang berpentas pada malam ini Widodo Wilis, Sigit Mursita, Pujono Gumelar, Eka Sunarsono, Puthut Wiyanto, Jedor Sularsono, Narto Guna Wiyono, Kanjenge Suro Agul Agul “Untuk wayang kolaborasi digelar di Alun-Alun Giri Krida Bhakti. Dulu kan cuma 40 meter panjang kelirnya, tapi saat ini rencananya panjang kelir (layar) sekitar 50 meter,” ungkap Ki Suro Agul-Agul, Ki Bodronoyo, Ki Ageng Adana Warih Kanjeng Pangeran Arya Adipati (KPAA) Candra Kusuma H Begug Poernomosidi, saat dijumpai wartawan di lokasi pagelaran wayang kulit, senin malam(8/6/2015). Menurutnya, sebelum acara dimulai bakal diselingi acara kirim doa bersama untuk Pak Harto, kemudian akan dilanjutkan dengan prosesi ruwatan agung. “Lakon wayang malam ini yakni Wiroto Parwo dan bintang tamu gogon. Sekaligus untuk menandai kebangkitan putra-putri Soeharto,” jelasnya. Dikatakan, dalam peringatan booty Pak Harto ini, sekaligus diresmikan pula Padepokan Pak Harto. Padepokan ini didirikan untuk mengenang ajaran luhur Soeharto dimana telah dituliskan dalam buku Butir-Butir Budaya Jawa. Sementara itu, ribuan koleksi batu mulia dan ribuan keris yang telah dikukuhkan UNESCO sebagai A Masterpiece Of The Oral and Intangible Heritage Of Humanity tahun 2005 bakal mewarnai booty Soeharto. “Yang akan kita pamerkan, mulai dari keris jaman pusaka Bethok Budha, pusaka jaman Tumapel,
Singosari, Mojopahit sampai pusaka Tindih milik SISKS Pakubowono atau pusaka kerajaan Demak,” jelas kolektor keris terbanyak di Nusantara ini. Dia juga menambahkan, pameran ini merupakan salah satu langkah untuk edukasi. Bahwasannya generasi muda penerus bangsa, mampu mengahayati dan mempelajari budaya pakerisan yang dilahirkan para empu (pembuat keris), sehingga keberadaan keris semakin dikenal di masyarakat.(Rahmad Yudhistira)
Singosari, Mojopahit sampai pusaka Tindih milik SISKS Pakubowono atau pusaka kerajaan Demak,” jelas kolektor keris terbanyak di Nusantara ini. Dia juga menambahkan, pameran ini merupakan salah satu langkah untuk edukasi. Bahwasannya generasi muda penerus bangsa, mampu mengahayati dan mempelajari budaya pakerisan yang dilahirkan para empu (pembuat keris), sehingga keberadaan keris semakin dikenal di masyarakat.(Rahmad Yudhistira)