Satelit9.info Boyolali-Bentrok antarpendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati pecah di Desa Nepen, Kecamatan Teras, Rabu (9/12) siang.
Bentrok terjadi di Dukuh Nepen yang merupakan pendukung massa pendukung pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto. Pemicunya, mereka tersinggung saat pendukung pasangan Seno Samodro-Said Hidayat menggelar konvoi sepeda motor masuk ke kampung Dusun Nepen.
Konvoi digelar untuk merayakan kemenangan pasangan Seno-Said. Seorang pendukung Seno-Said bahkan sempat kena amuk warga yang menghadang konvoi tersebut.
Bentrok itu terjadi antara warga Dukuh Nepen yang merupakan pendukung Agus-Sugiyarto dan massa gabungan dari Dukuh Kembang dan Dukuh Kestalan yang merupakan pendukung Seno-Said.
Salah seorang pendukung Seno-Said asal Dukuh Kembang, Sarman, mengatakan konvoi di Kampung Nepen merupakan bentuk balas dendam karena sebelumnya dia didatangi orang tak dikenal yang terkesan tengah memata-matai.
“Orang-orang itu muter-muter dikampung saya sambil telpon, bicaranya bilang begini, lapor bos situasi kondusif. Saya kan tersinggung. Begitu dengar kabar kemenangan Seno-Said, saya balas dengan konvoi keliling desa,” kata Sarman.
Awalnya, ada 20-an motor yang konvoi. Setelah konvoi mereka berkumpul di posko Dukuh Kestalan. Tak berselang lama, menyusul tiga motor lagi yang ingin ikut konvoi dan nekat masuk lagi ke kampung Dukuh Nepen.
Disitulah tiga pengendara motor itu kena amukan warga Dukuh Nepen. Warga ada yang membawa pentung, senjata tajam, bahkan batu. Satu orang kena pukul dan motornya yang jatuh tertinggal di lokasi bentrok.
“Massa di abject affected yang dengar kejadian itu langsung menggeruduk lagi ke Nepen,” kata pendukung Seno-Said lainnya, Sahid.
Redam Suasana
Tidak sampai bentrok untuk kedua kalinya. Polisi datang dan mencoba meredam suasana. Butuh waktu cukup sulit untuk mendinginkan suasana apalagi ratusan warga Nepen dari berbagai dukuh keluar menyaksikan aksi tawuran tersebut.
Hingga Rabu petang, Wakapolres Boyolali, Kompol Aidil Fitri Syach, masih berusaha memediasi dua kubu di Balai Desa Nepen. Di awal mediasi, sempat tidak ada titik temu.
Pendukung pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto, Bambang Sutedjo, mengatakan tawuran itu adalah bentuk aksi reaksi. “Mereka yang memulai duluan. Kami tuh sudah terima kalah kami diam, jangan lantas diprovokasi. Mereka itu tidak tahu aturan, konvoi di kampung-kampung kan ndak boleh. Bahkan sampai halaman rumah saya diputer-puteri pakai sepeda motor,” kata Bambang.
Bambang juga sempat protes karena mediatornya adalah seorang PNS yang justru masuk sebagai tim pemenangan Seno-Said.
Dari informasi yang dihimpun Espos, kekuatan massa pendukung kedua pasangan calon di Desa Nepen cukup imbang. Seno-Said unggul hanya dengan selisih 84 suara dari Agus-Sugiyarto
Bentrok terjadi di Dukuh Nepen yang merupakan pendukung massa pendukung pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto. Pemicunya, mereka tersinggung saat pendukung pasangan Seno Samodro-Said Hidayat menggelar konvoi sepeda motor masuk ke kampung Dusun Nepen.
Konvoi digelar untuk merayakan kemenangan pasangan Seno-Said. Seorang pendukung Seno-Said bahkan sempat kena amuk warga yang menghadang konvoi tersebut.
Bentrok itu terjadi antara warga Dukuh Nepen yang merupakan pendukung Agus-Sugiyarto dan massa gabungan dari Dukuh Kembang dan Dukuh Kestalan yang merupakan pendukung Seno-Said.
Salah seorang pendukung Seno-Said asal Dukuh Kembang, Sarman, mengatakan konvoi di Kampung Nepen merupakan bentuk balas dendam karena sebelumnya dia didatangi orang tak dikenal yang terkesan tengah memata-matai.
“Orang-orang itu muter-muter dikampung saya sambil telpon, bicaranya bilang begini, lapor bos situasi kondusif. Saya kan tersinggung. Begitu dengar kabar kemenangan Seno-Said, saya balas dengan konvoi keliling desa,” kata Sarman.
Awalnya, ada 20-an motor yang konvoi. Setelah konvoi mereka berkumpul di posko Dukuh Kestalan. Tak berselang lama, menyusul tiga motor lagi yang ingin ikut konvoi dan nekat masuk lagi ke kampung Dukuh Nepen.
Disitulah tiga pengendara motor itu kena amukan warga Dukuh Nepen. Warga ada yang membawa pentung, senjata tajam, bahkan batu. Satu orang kena pukul dan motornya yang jatuh tertinggal di lokasi bentrok.
“Massa di abject affected yang dengar kejadian itu langsung menggeruduk lagi ke Nepen,” kata pendukung Seno-Said lainnya, Sahid.
Redam Suasana
Tidak sampai bentrok untuk kedua kalinya. Polisi datang dan mencoba meredam suasana. Butuh waktu cukup sulit untuk mendinginkan suasana apalagi ratusan warga Nepen dari berbagai dukuh keluar menyaksikan aksi tawuran tersebut.
Hingga Rabu petang, Wakapolres Boyolali, Kompol Aidil Fitri Syach, masih berusaha memediasi dua kubu di Balai Desa Nepen. Di awal mediasi, sempat tidak ada titik temu.
Pendukung pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto, Bambang Sutedjo, mengatakan tawuran itu adalah bentuk aksi reaksi. “Mereka yang memulai duluan. Kami tuh sudah terima kalah kami diam, jangan lantas diprovokasi. Mereka itu tidak tahu aturan, konvoi di kampung-kampung kan ndak boleh. Bahkan sampai halaman rumah saya diputer-puteri pakai sepeda motor,” kata Bambang.
Bambang juga sempat protes karena mediatornya adalah seorang PNS yang justru masuk sebagai tim pemenangan Seno-Said.
Dari informasi yang dihimpun Espos, kekuatan massa pendukung kedua pasangan calon di Desa Nepen cukup imbang. Seno-Said unggul hanya dengan selisih 84 suara dari Agus-Sugiyarto