Satelit9.info Jakarta- Kemendikbud tengah menyiapkan architecture standar masa orientasi peserta didik baru atau masa orientasi siswa (MOS). Hal ini untuk menghilangkan bentuk perpeloncoan yang merugikan siswa dan orang tua. "Formatnya nanti kita siapkan yang dapat menghilangkan perpeloncoan. Kondisi yang terjadi sekarang tidak bisa kita biarkan terus menerus, sehingga selalu ada korban," kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad, menjawab pers usai pelepasan delegasi pelajar Indonesia ke World Skills Competition (WSC), Brasil,di Kemendikbud Jakarta, SelasaSore (4/8/2015). Hamid menuturkan, regulasi sudah mengatur bahwa MOS menjadi kewenangan kepala sekolah dan guru. Tapi pada kenyataannya, justru siswa atau organisasi siswa yang aktif mengelola. "Jadi nanti bentuknya seperti apa kita rancang apakah melibatkan orang tua atau bagaimana. Memang ketika sebuah kegiatan tidak diawasi cenderung terjadi kesewenang-wenangan," cetusnya. Seperti diketahui, banyak ditemukan MOS di sekolah-sekolah yang mengedepankan perpeloncoan. Bahkan di Bekasi, seorang siswa baru Ivan Christoper Situmorang, 12, tewas usai mengikuti MOS. Meski hingga kini belum bisa dipastikan MOS jadi penyebab Ivan tewas.