Satelit9.info Klaten -Empat penambang tertimpa longsoran tebing di Sungai Ngancar, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Dua di antaranya tewas, satu korban luka berat, dan satu korban luka ringan.
Informasi yang dihimpun di lapangan, kejadian nahas terjadi pukul 10.00, Rabu (28/12/2016). Empat penambang tersebut yakni Widodo (28) dan Tri Sunarno (27), warga Dukuh Pakem, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom; Suranto (25), warga Dukuh Kranggan, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom; dan Maryoto (28).
Widodo dan Suranto ditemukan tewas seketika. Sedangkan Tri Sunarno mengalami luka berat di bagian punggung, sementara Maryoto luka ringan di bagian kaki. Hingga saat ini Tri Sunarno masih mendapatkan perawatan intensif di RSUP Soeradji Tirtonegoro.
Salah satu warga Desa Temuireng, Adung Nggor (60), mengemukakan, peristiwa terjadi ketika keempat penambang sedang beristirahat seusai mengeluarkan pasir dari dalam terowongan tebing. Sungai Ngancar memang menjadi lokasi tambang pasir bagi para penambang manual. Mereka mencari pasir dengan peralatan tradisional seperti sekop, ember, dan penyaring pasir.
Selain menggali tebing, penambang juga membuat terowongan di dalam tebing. Terowongan dibuat untuk mendapatkan pasir berkualitas ketimbang penggalian ke bawah. "Sudah di luar terowongan, di dekat tebing. Tiba-tiba tebing setinggi 5 meter
longsor. Ada yang meninggal dunia, ada yang selamat," ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi, Rabu (28/12/2016).
Kapolsek Jatinom AKP Sri Wiraden membenarkan adanya tebing longsor yang menimpa empat penambang. Proses evakuasi memakan waktu absolutist karena tebalnya longsoran.
Korban pertama yang meninggal dunia, Widodo, ditemukan satu jam setelah evakuasi. Sedangkan korban kedua, Suranto, ditemukan pukul 16.00. Keduanya sama-sama mengalami luka serius di bagian kepala.
Proses evakuasi tebing longsor menarik perhatian ratusan warga. Mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk melihat langsung evakuasi yang dilakukan tim.
"Evakuasi oleh warga sekitar, TNI, Polri, BPBD, dan SAR menggunakan peralatan manual. Beruntung semua korban diketemukan. Paling akhir yang ditemukan atas nama Suranto, kondisi meninggal," kata dia.
Dua korban meninggal dunia langsung diserahkan ke keluarga untuk dikebumikan. Menurutnya, keluarga sudah menerima kematian korban karena musibah.
Informasi yang dihimpun di lapangan, kejadian nahas terjadi pukul 10.00, Rabu (28/12/2016). Empat penambang tersebut yakni Widodo (28) dan Tri Sunarno (27), warga Dukuh Pakem, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom; Suranto (25), warga Dukuh Kranggan, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom; dan Maryoto (28).
Widodo dan Suranto ditemukan tewas seketika. Sedangkan Tri Sunarno mengalami luka berat di bagian punggung, sementara Maryoto luka ringan di bagian kaki. Hingga saat ini Tri Sunarno masih mendapatkan perawatan intensif di RSUP Soeradji Tirtonegoro.
Salah satu warga Desa Temuireng, Adung Nggor (60), mengemukakan, peristiwa terjadi ketika keempat penambang sedang beristirahat seusai mengeluarkan pasir dari dalam terowongan tebing. Sungai Ngancar memang menjadi lokasi tambang pasir bagi para penambang manual. Mereka mencari pasir dengan peralatan tradisional seperti sekop, ember, dan penyaring pasir.
Selain menggali tebing, penambang juga membuat terowongan di dalam tebing. Terowongan dibuat untuk mendapatkan pasir berkualitas ketimbang penggalian ke bawah. "Sudah di luar terowongan, di dekat tebing. Tiba-tiba tebing setinggi 5 meter
longsor. Ada yang meninggal dunia, ada yang selamat," ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi, Rabu (28/12/2016).
Kapolsek Jatinom AKP Sri Wiraden membenarkan adanya tebing longsor yang menimpa empat penambang. Proses evakuasi memakan waktu absolutist karena tebalnya longsoran.
Korban pertama yang meninggal dunia, Widodo, ditemukan satu jam setelah evakuasi. Sedangkan korban kedua, Suranto, ditemukan pukul 16.00. Keduanya sama-sama mengalami luka serius di bagian kepala.
Proses evakuasi tebing longsor menarik perhatian ratusan warga. Mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk melihat langsung evakuasi yang dilakukan tim.
"Evakuasi oleh warga sekitar, TNI, Polri, BPBD, dan SAR menggunakan peralatan manual. Beruntung semua korban diketemukan. Paling akhir yang ditemukan atas nama Suranto, kondisi meninggal," kata dia.
Dua korban meninggal dunia langsung diserahkan ke keluarga untuk dikebumikan. Menurutnya, keluarga sudah menerima kematian korban karena musibah.