Satelit9.net Jakarta - Korban Sri Astriyani, 20, melakukan aksi perlawanan, saat pelaku pembegal mengayunkan samurai ke arahnya. Perlawanan Sri kepada pelaku pembegalan dinilai patut dipuji.
"Upaya yang dilakukan korban S, patut diacungi jempol," papar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul, Rabu (25/2/2015).
Sikap perlawanan yang ditunjukkan Sri dinilai diperlukan, agar pelaku kejahatan dapat berpikir dua kali untuk melakukan aksinya. "Karena sikap heroiknya perlu ada di tengah-tengah masyarakat untuk mencegah timbulnya kejahatan itu," terangnya.
Selain itu Martinus menyayangkan tindakan masyarakat yang capital hakim sendiri terhadap pelaku pembegalan yang berhasil di tangkap warga di wilayah Pondok Aren. "Kami imbau, upaya capital hakim sendiri yang bisa berakibat kepada tewasnya dan meninggalnya seseorang tidak dilakukan. Karena dalam hal ini, kita negara hukum dan harus menghormati hukum dan HAM," katanya.
Martinus meminta kepada warga untuk tetap mempercayakan polisi dalam memproses para pelaku tindak kejahatan. "Jangan sampai peristiwa capital hakim sendiri ini bisa terulang kembali," tambahnya.
Sebelumnya aksi pembegalan terjadi di Jalan Baiturrahim, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, sekitar pukul 01.00 WIB, Senin 23 Februari lalu. Sri Astriyani dibonceng Wahyu Hidayat, 22, menggunakan Honda Beat bernomor polisi B 6878 WHO diminta untuk menyerahkan motornya. Pembegal mengancam dengan menggunakan samurai.
Sri sempat melakukan perlawanan dengan menangkis samurai yang diayunkan pelaku. Lalu korban Wahyu dan Sri yang menggunakan Honda Beat bernomor polisi B 6878 WHO dan satu pelaku terjatuh. Saat pelaku lain hendak menghidupkan motor korban, pelaku juga terjatuh, kemudian korban berteriak minta tolong. Saat itu pelaku langsung menyabetkan samurai ke kaki Wahyu.
Mendengar adanya teriakan, banyak warga yang kemudian memburu pelaku. Pelaku pun melarikan diri. Salah satu pelaku yang mencoba melarikan diri terjatuh dan akhirnya dihakimi massa. Nyawanya melayang saat api melalap tubuhnya. Barang bukti yang didapat Kepolisian Sektor Pondok Aren, antara lain, sebilah samurai dan sepeda motor korban.
"Upaya yang dilakukan korban S, patut diacungi jempol," papar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul, Rabu (25/2/2015).
Sikap perlawanan yang ditunjukkan Sri dinilai diperlukan, agar pelaku kejahatan dapat berpikir dua kali untuk melakukan aksinya. "Karena sikap heroiknya perlu ada di tengah-tengah masyarakat untuk mencegah timbulnya kejahatan itu," terangnya.
Selain itu Martinus menyayangkan tindakan masyarakat yang capital hakim sendiri terhadap pelaku pembegalan yang berhasil di tangkap warga di wilayah Pondok Aren. "Kami imbau, upaya capital hakim sendiri yang bisa berakibat kepada tewasnya dan meninggalnya seseorang tidak dilakukan. Karena dalam hal ini, kita negara hukum dan harus menghormati hukum dan HAM," katanya.
Martinus meminta kepada warga untuk tetap mempercayakan polisi dalam memproses para pelaku tindak kejahatan. "Jangan sampai peristiwa capital hakim sendiri ini bisa terulang kembali," tambahnya.
Sebelumnya aksi pembegalan terjadi di Jalan Baiturrahim, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, sekitar pukul 01.00 WIB, Senin 23 Februari lalu. Sri Astriyani dibonceng Wahyu Hidayat, 22, menggunakan Honda Beat bernomor polisi B 6878 WHO diminta untuk menyerahkan motornya. Pembegal mengancam dengan menggunakan samurai.
Sri sempat melakukan perlawanan dengan menangkis samurai yang diayunkan pelaku. Lalu korban Wahyu dan Sri yang menggunakan Honda Beat bernomor polisi B 6878 WHO dan satu pelaku terjatuh. Saat pelaku lain hendak menghidupkan motor korban, pelaku juga terjatuh, kemudian korban berteriak minta tolong. Saat itu pelaku langsung menyabetkan samurai ke kaki Wahyu.
Mendengar adanya teriakan, banyak warga yang kemudian memburu pelaku. Pelaku pun melarikan diri. Salah satu pelaku yang mencoba melarikan diri terjatuh dan akhirnya dihakimi massa. Nyawanya melayang saat api melalap tubuhnya. Barang bukti yang didapat Kepolisian Sektor Pondok Aren, antara lain, sebilah samurai dan sepeda motor korban.