Ahok: PAM Mereka Main Politik Bajingan

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Ahok: PAM Mereka Main Politik Bajingan

Selasa, 24 Februari 2015
Satelit9.net Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) ungkapkan kekesalannya yang luar biasa kepada PD PAM Jaya. Dia menyebut PAM telah bermain politik sehingga menjadi sangat 'kurang ajar'.
"Saya mau pecat semua orang PAM. Mereka capital politik. Buat saya mereka itu bajingan! Saya mau ambil alih (PAM), saya begitu dendam karena saya ngalamin sendiri orang saya tinggal di utara," ujar Ahok berapi-api saat menerima sejumlah orang dari LBH di halaman Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (24/2/2015).
"PAM nyuruh saya hadir ke sana langsung kirim ke Biro Hukum. Saya curiga ini capital politik karena nggak ada ngomong sama saya, kan kurang ajar. Saya kasih materai kirim surat ke PAM. Malam hari saya dikirim surat (melalui fax) besok pagi dipanggil ke sana buat bikin surat perdamaian sama. Kalau saya nggak mau nanti mereka bilang saya nggak mau datang. Maksud lo apa, emang lo punya siapa?" lanjutnya.
Suami Veronica Tan itu pun dengan lantang menantang pihak PAM untuk berani datangi dia dan bicara dengannya. Bahkan Ahok tidak gentar bila memang harus ribut dengan BUMD pelayanan air bersih tersebut.
"Gue siapin senjata kalau perang hayu. Gue ini sudah bilang kalau preman Jakarta. Ini namanya jebakan batman kalau saya nggak datang nanti dibilang nggak mau berdamai," tutup Ahok.
Sekadar informasi, untuk memenuhi kebutuhan air warga Jakarta Ahok pernah berencana ingin memprivatisasi abettor yang bekerjasama dengan PD PAM Jaya, yakni Palyja. Namun akuisisi tersebut belum sampai terlaksana hingga kini lantaran masih terkendala gugatan hukum yang dialami DKI oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Untuk mencari jalan tengah, perwakilan LBH Jakarta pun pagi-pagi menemui Ahok untuk meminta waktu agar bisa duduk bersama bicara masalah sengketa hukum yang membelit