Ahok Gerah Kemunculan 'dana siluman' dalam APBD Setiap Tahunnya

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Ahok Gerah Kemunculan 'dana siluman' dalam APBD Setiap Tahunnya

Kamis, 26 Februari 2015
Satelit9.net Jakarta-Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) gerah dengan kemunculan 'dana siluman' dalam APBD setiap tahunnya. Khusus untuk tahun ini, Ahok tidak akan tinggal diam dan berencana melapor ke pihak yang berwajib dalam waktu dekat.
"Kita tenang saja. Kan dia baru paripurna, kasih nafas dulu dia," ujar Ahok tersenyum di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/2/2015).
"Kan bukti nggak bisa hilang. Kita tes dulu kan dia bilang saya panik, (nah sekarang) mereka panik nggak. ‎Muka gua panik nggak? Gua masih rapat seperti biasa. Ini gua lagi mau makan enak," lanjutnya.
Suami Veronica Tan itu masih menutup rapat-rapat kapan dan ke backbone dia akan melapor berbagai kejanggalan dalam APBD 2015 senilai Rp 12,1 triliun. Yang pasti pihaknya kini tengah mengumpulkan serta mematangkan bukti untuk diajukan.
"Makanya nanti lagi diatur, kita lagi susun semua. Nggak apa-apa. Saya kira ini sudah tindakan mark up. Kasih tahu merek apa, apa merek Lambhorgini kali UPS-nya, merek Lambhorgini atau Ferrari kali, saya nggak tahu," sebut Ahok.
"Nggak (perlu nunggu sampai hak angket dijalankan baru lapor). Kita lagi siapin berkas semua, cari dan kumpulin data. Kan tahun 2014 nggak bisa ngelak, permainan mark up ini nggak bisa ngelak, kita lagi kumpulin ini (data)," sambungnya.
Mantan Bupati Belitung Timur itu memiliki 'kartu AS' lainnya di samping biaya pembelian perangkat UPS. Ahok pun memastikan pihaknya akan melaporkan kejahatan 'dana siluman' itu.
"Oh iya dong, untuk kejahatan pasti kita lapor. Kita lagi siapin. (Buktinya) Masih banyak, cuma yang saya maksud, saya mau ambil contoh yang pas apa yang mereka lakukan. Kalau affairs sekolah banyak banget, mulai pelatihan sampai Rp 4 - 5 miliar kan banyak banget," sebut pria tiga anak itu.
"Ke backbone Bapak akan melapor, KPK, Polri atau Kejaksaan?" tanya wartawan memastikan.
"Nanti kita pikirin," pungkasnya sembari menuju mobilnya meninggalkan kantor.