Satelit9.info Yogyakarta, - Polemik sabda Raja dan Dawuh Raja Sri Sultan Hamengkubuwono X masih terus bergulir. Malam ini para adik dan trah Sri Sultan HB I hingga Sri Sultan HB IX berkumpul untuk kembali membahasnya. Sekitar 20-an orang hadir di Ndalem Yudanegaran, Jalan Ibu Ruswo, Yogyakarta, Kamis (28/5/2015). Sejak pukul 19.00 WIB malam mereka berdatangan ke rumah GBPH Yudhaningrat ini. Para adik Sri Sultan Hamengkubuwono malam ini menggelar pertemuan dengan trah Keluarga Hamengkubuwono VII, VII, hingga IX. Dalam pertemuan ini mereka menyampaikan berbagai usulan salah satunya mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo. "Saya usulkan segera berkirim surat ke Presiden, Sekretaris Kabinet, Sekretariat Negara, DPR dan DPRD untuk memagari. Supaya Sabda Raja dan Dawuh Raja tidak tembus ke pemerintah, ini sudah politik praktis," ujar RM Isnoor Haryanto usai pertemuan di Ndalem Yudhanegaran, Jalan Ibu Ruswo, Yogyakarta, Kamis (28/5/2015) malam. Isnoor yang juga merupakan Ketua trah Hamengkubuwono se-Jabodetabek ini mengatakan bahwa dengan adanya Sabda Raja, artinya dinasti Hamengkubuwono sudah selesai. "Karena nabrak paugeran, implikasi bisa ke sosial, politik, ke mana-mana. Nabrak UUK Perdais," imbuhnya. Salah seorang cucu Sri Sultan Hamengkubuwono VIII Heru Benowo menyampaikan usul yang berbeda. Dalam usulannya, ada 3 pilihan yang harus diambil salah satunya oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. "Saya usulkan, ada pilihan mencabut Sabdatama, Sabda Raja, dan Dawuh Raja jika masih mau Jumeneng. Pilihan kedua, mundur sebagai raja untuk mendito di Pesanggrahan seperti saat Sultan HB VII digantikan Sultan HB VIII," jelasnya. "Pilihan ketiga yang terberat, kalau masih mau Jumeneng dengan seperti itu, bikin Keraton baru saja," ujar Heru Benowo.