Konflik Mega-SBY akan 'Didamaikan' MPR di Blitar

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Konflik Mega-SBY akan 'Didamaikan' MPR di Blitar

Kamis, 28 Mei 2015
Satelit9.info Lampung- Puncak peringatan Hari Pancasila pada 1 Juni mendatang sangat ditunggu-tunggu Ketua MPR Zulkifli Hasan. Dia ‎berancang-ancang acara yang dipusatkan di Blitar, Jawa Timur, itu menjadi moment penting politik nasional. Moment penting seperti apa yang disiapkannya? "Saya ingin mempertemukan dua mantan presiden kita, Bu Megawati dan Pak SBY," ungkap Zul di sela kunjungannya di Tanggamus, Lampung, Kamis (28/5/2015). Memang belum ada kepastian dalam kesempatan apa di tengah upacara peringatan dua orang tokoh politik nasional itu akan dipertemukan. Apalagi bisa sampai berjabatantangan. Namun menurutnya sudah ada konfirmasi dari SBY yang menyatakan kesediaan hadir. "Kalau nanti ini Pak SBY bisa hadir," ujar Zulkifli. Blitar dipilih sebagai lokasi puncak peringatan nasional Hari Pancasila sebab di kota kecil ini Soekarno lahir. Presiden pertama RI ini yang dinilai telah sangat affable merumuskan kepribadian bangsa menjadi lima sila Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Pasca kemerdekaan Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara, ar‎tinya setiap produk hukum RI harus merujuk semangat Pancasila. Di era reformasi ini Pancasila bersama UUD '45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI gencar MPR sosialisasikan sebagai empat pilar kebangsaan. Sejak gagal memenangkan Pilpres 2004, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri seolah mengibarkan bendera 'perang dingin' dengan SBY. Presiden ke-5 RI ini menolak memenuhi undangan menghadiri rangkaian upacara kenegaraan puncak peringatan nasional HUT RI yang di Istana Merdeka. Tercatat hanya dua kali Mega memenuhi undangan Presiden SBY‎ ke Istana Negara. Yakni dalam sesi jamuan makan malam kehormatan menyambut Presiden AS Barrack Obama dan upacara penganugerahan gelar pahlawan kepada Soekarno, presiden pertama RI sekaligus ayahanda Megawati. Mega juga menolak undangan SBY selaku Ketum Partai Demokrat. Yakni ketika terjadi deadlock dalam sidang paripurna DPR tentang alokasi jatah kursi pimpinan pada Oktober 2014 dan pembukaan Munas PD di Surabaya bulan lalu. Akankah hari Pancasila membuat Megawati kembali 'berdamai' dengan SBY yang sangat besar artinya bagi politik nasional?