TNI AU:Sebelum Jatuh HerculesTabrak Antena Radio Setinggi 25 Meter

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

TNI AU:Sebelum Jatuh HerculesTabrak Antena Radio Setinggi 25 Meter

Kamis, 02 Juli 2015
Satelit9.info Jakarta- Proses penyelidikan penyebab pesawat Hercules C-130 jatuh di Medan masih berlangsung. Kesimpulan sementara pesawat mengalami kerusakan mesin sebelah kanan bagian luar dan menabrak antena sebelum akhirnya jatuh. "Diperkirakan ada masalah di egine nomor empat. Secara teori itu bisa di-recover tapi karena masih rendah, di sana ada antena jadi itu yang bermasalah," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma Dwi Badarmanto, di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis siang(2/7/2015) Dwi menuturkan, sebenarnya dalam keadaan mesin rusak pesawat masih bisa bermanuver. Namun, hal itu terhalang sebuah antena pemancar radio. Jika tidak terhalang antena, kemungkinan besar pesawat selamat karena bisa bermanuver. "Kalau itu flat, bisa terselamatkan. Ada beberapa teman penerbang yang pernah mengalami hal serupa, tapi tempatnya flat, seperti di Halim," tutur Dwi. Diketahui, Pilot Kapten Penerbang Sandy Permana menyadari ada kerusakan pesawat Hercules nomor registrasi A 1310 dua menit setelah lepas landas dari Lanud Soewondo. Ia sempat meminta untuk kembali ke landasan. Saat berusaha menyelamatkan pesawat, Hercules menabrak tiga antena radio yang diperkirakan tingginya mencapai 25 meter. Ketiga antena itu patah. Pesawat pun jatuh. Sebelumnya, Panglima Komando Operasi I Marsekal Madya Agus Dwiputranto menyebut Hercules C-130 jatuh bukan karena keberatan beban. Ia memastikan saat terbang, beban yang Hercules bawa tidak melebihi batas. "Keberatan sangat tidak mungkin. Kalau bawa 122 orang berapa sih beratnya?" kata Agus di RSUP Adam Malik, Medan. Ini bukan insiden pertama kali pesawat TNI. Sebelumnya, pesawat tempur F 16 terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Kejadian ini harus ditanggapi serius. Sudah saatnya pemerintah menghentikan hibah pesawat dari negara lain dan terus memperbarui alutsista