Jenderal Gatot: Alutsista Udara TNI Harus Baru Jangan Hibah

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Jenderal Gatot: Alutsista Udara TNI Harus Baru Jangan Hibah

Rabu, 01 Juli 2015
Satelit9.info Jakarta - TNI dalam mendapatkan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) sering menggunakan pola hibah sehingga bukan jenis baru. Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan untuk sektor udara diperlukan alutsista yang baru. "Hibah itu biayanya hampir sama dengan beli. Pesawat udara beda dengan darat. Darat kalau rusak bisa diperbaiki di tempat itu juga. Kalau pesawat mogok, ya hancur," kata Gatot usai uji kelayakan di Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2015). Dia menekankan pengadaan alutsista di sektor udara untuk yang akan datang mesti baru. Kecuali pengadaan yang sudah terlanjur dilakukan. "Komitmen saya dengan Komisi I untuk pesawat udara kita harus yang baru. Pengadaan yang akan datang harus yang baru. Kecuali yang sudah terlanjur," sebut eks Pangdam Brawijaya itu.. Terkait anggapan pesawat Hercules yang dinilai uzur, Gatot menjelaskan acuannya adalah kelayakan untuk terbang. Ia mencontohkan jenis pesawat Hercules yang jatuh di Medan masih dianggap layak karena di negara lain masih memakai pesawat pengangkut tipe C-130 itu. "Ini pesawat Hercules tahun 1964. Singapura masih pakai, Bangladesh masih pakai. Karena memang sistem pemeliharaannya setiap 50 jam terbang ada opname, pengecekan," tuturnya. Lanjutnya, jika pesawat itu mendapat perintah terbang maka artinya memang layak terbang. Menurutnya tak mungkin TNI AU berani berspekulasi jika pesawat tidak layak tapi tetap diterbangkan. "Yang dilihat kelayakan terbangnya. Kalau sudah diperintahkan layak terbang, secara teknisi itu sudah layak terbang. Kalau tidak layak terbang, tidak mungkin AU memerintahkan dia untuk terbang," ujarnya.