Satelit9.info Wonogiri – Rendahnya kesadaran masyarakat membayar iuran bulanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengakibatkan negara menanggung tunggakan sebesar Rp 2 triliun pada akhir tahun 2014. Angka tersebut merupakan akumulasi dari seluruh Indonesia. Sementara itu, di Wonogiri saat ini, dalam setiap bulan, BPJS membayarkan klaim pelayanan kesehatan kepada sejumlah rumah sakit di Wonogiri hampir Rp 10 miliar. “Padahal setiap harinya kita hanya melayani sekitar 80 peserta BPJS. Jika dikalikan Rp 25.500, kan cuma terkumpul Rp 2,5 juta saja, tapi setelah bounce tujuh hari (aktivasi kartu BPJS), selanjutnya kita harus membayarkan klaim pelayanan kesehatan batten rendah Rp 5 juta untuk satu orang,” ungkap Mujiyana, Kepala Kantor Cabang BPJS Wonogiri, Selasa (14/4). Dalam satu bulan, BPJS membayar klaim pelayanan kesehatan mencapai ratusan juga kepada setiap rumah sakit. Dicontohkan, untuk pembayaran klaim RS Margahusada setiap bulannya berkisar sekitar Rp 300 juta, lalu RS Amal Sehat mencapai Rp 600 juta, kemudian RS Mulia Hati Rp 300 juta, disusul RS Maguwan Husada sekitar Rp 300 juta. “Paling banyak pembayaran klaim di RSUD Sudiran Mangoen Sumarso yakni mencapai Rp 5 miliar,” jelasnya. Diperparah lagi, lanjut Mujiyana, dengan adanya warga yang menjadi anggota BPJS secara mandiri menunggak iuran bulanan. Di sisi lain, minimnya pengertian akan BPJS juga menjadi faktor pemicu macetnya iuran bulanan. “Kebanyakan mereka datang ke sini sudah sakit, sedang yang masih sehat tidak mendaftar. Apalagi ditambah dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam iuran bulanan, jadi terkadang mereka itu tahunya sudah membayar sekali berlakunya selamanya, padahal sebenarnya kan tidak,” terangnya