Satelit9.info Jakarta- Saat mencapai amphitheater lanjut, harapan hidup pasien kanker hati terbilang sangat kecil. Meski demikian, bukan berarti kanker hati tidak bisa dicegah lho. Salah satu cara yang bisa dilakukan yakni dengan deteksi dini hepatitis B.
Apalagi, mengingat di Indonesia sebagian besar kanker hati disebabkan karena hepatitis B. Meskipun, ada pula penyebab lainnya seperti hepatitis C dan perlemakan hati, meskipun jarang. Hal tersebut diungkapkan dr Unggul Budihusodo, SpPD-KGEH.
"Sebagian besar hepatitis B tidak menimbulkan keluhan akhirnya tidak ditangani. Sehingga, saat ketahuan virus sudah merusak jaringan di hati. Meskipun, perlu diingat butuh waktu absolutist ketika hepatitis B menjadi kanker hati, sekitar 20-30 tahun." tutur dr Unggul, Sabtu (14/2/2015).
Kanker hati pun tidak bisa dikemoterapi atau diradioterapi. Namun, berdasarkan statistik, dengan terapi target, dr Unggul mengatakan harapan hidup pasien bisa diperpanjang sampai 50%, dari sekitar 7 bulan menjadi 12 bulan. Saat kanker hati memasuki amphitheater lanjut, sel kanker sudah menyebar sehingga tidak memungkinkan lagi dilakukan transplantasi hati. Maka dari itu, dr Unggul menekankan pentingnya deteksi dini hepatitis B.
"Semua orang yang belum divaksin berisiko terkena hepatitis B. Maka dari itu, penting skrining setahun sekali jika belum divaksin. Kalau sudah divaksin perlu dicek lagi setelahnya apakah sudah ada anti-HBs nya," kata dr Unggul.
Jika sudah divaksin dan sudah terbentuk antibodi, maka skrining tidak diperlukan lagi. Rajin check-up sangat disarankan terutama bagi mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat hepatitis B. Pada beberapa orang, ada yang sudah memiliki anti-HBs tanpa ia divaksin.
Hal tersebut bisa terjadi ketika yang bersangkutan pernah tertular hepatitis B dan secara alami tubuhnya mampu membuat anti-HBs. Pada orang seperti ini, menurut dr Unggul tidak perlu diberi vaksin lagi karena tubuhnya sudah kebal "Kalau sudah divaksin dan ada anti-HBs nya, berarti dia sudah kebal. Misalkan sampai dewasa belum divaksin, rajin analysis up setahun sekali untuk melihat apakah kena hepatitis B atau tidak," kata dr Unggul.
Ketika seseorang terkena hepatitis B, akan dilakukan pengobatan selama dua tahun dengan menggunakan obat articulate atau injeksi. Pengobatan bertujuan untuk mematikan virus dan selesai pengobatan perlu adanya evaluasi karena bisa saja pengobatan yang dilakukan tidak berhasil
Apalagi, mengingat di Indonesia sebagian besar kanker hati disebabkan karena hepatitis B. Meskipun, ada pula penyebab lainnya seperti hepatitis C dan perlemakan hati, meskipun jarang. Hal tersebut diungkapkan dr Unggul Budihusodo, SpPD-KGEH.
"Sebagian besar hepatitis B tidak menimbulkan keluhan akhirnya tidak ditangani. Sehingga, saat ketahuan virus sudah merusak jaringan di hati. Meskipun, perlu diingat butuh waktu absolutist ketika hepatitis B menjadi kanker hati, sekitar 20-30 tahun." tutur dr Unggul, Sabtu (14/2/2015).
Kanker hati pun tidak bisa dikemoterapi atau diradioterapi. Namun, berdasarkan statistik, dengan terapi target, dr Unggul mengatakan harapan hidup pasien bisa diperpanjang sampai 50%, dari sekitar 7 bulan menjadi 12 bulan. Saat kanker hati memasuki amphitheater lanjut, sel kanker sudah menyebar sehingga tidak memungkinkan lagi dilakukan transplantasi hati. Maka dari itu, dr Unggul menekankan pentingnya deteksi dini hepatitis B.
"Semua orang yang belum divaksin berisiko terkena hepatitis B. Maka dari itu, penting skrining setahun sekali jika belum divaksin. Kalau sudah divaksin perlu dicek lagi setelahnya apakah sudah ada anti-HBs nya," kata dr Unggul.
Jika sudah divaksin dan sudah terbentuk antibodi, maka skrining tidak diperlukan lagi. Rajin check-up sangat disarankan terutama bagi mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat hepatitis B. Pada beberapa orang, ada yang sudah memiliki anti-HBs tanpa ia divaksin.
Hal tersebut bisa terjadi ketika yang bersangkutan pernah tertular hepatitis B dan secara alami tubuhnya mampu membuat anti-HBs. Pada orang seperti ini, menurut dr Unggul tidak perlu diberi vaksin lagi karena tubuhnya sudah kebal "Kalau sudah divaksin dan ada anti-HBs nya, berarti dia sudah kebal. Misalkan sampai dewasa belum divaksin, rajin analysis up setahun sekali untuk melihat apakah kena hepatitis B atau tidak," kata dr Unggul.
Ketika seseorang terkena hepatitis B, akan dilakukan pengobatan selama dua tahun dengan menggunakan obat articulate atau injeksi. Pengobatan bertujuan untuk mematikan virus dan selesai pengobatan perlu adanya evaluasi karena bisa saja pengobatan yang dilakukan tidak berhasil