Penyebab Jatuhnya Pesawat TransAsia,Kedua Mesin Mati

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Penyebab Jatuhnya Pesawat TransAsia,Kedua Mesin Mati

Jumat, 06 Februari 2015
Satelit9.net Taipe -Para penyidik kecelakaan dari kasus TransAsia Airways yang jatuh ke sebuah sungai di Taipei, Taiwan, dan menewaskan 35 penumpang mengatakan, kegagalan mesin merupakan penyebab utama tragedi tersebut.
Berdasarkan temuan awal dari kotak hitam, satu mesin pesawat ATR 72-600 itu gagal bekerja tak absolutist setelah lepas landas, dan kemungkinan besar pilot tanpa sengaja mematikan mesin lainnya.
Badan Penerbangan Sipil (CAA) juga mengungkapkan bahwa TransAsia Airways gagal memenuhi sepertiga persyaratan yang dibebankan CAA setelah kecelakaan tujuh bulan lalu di kepulauan Penghu, wilayah barat Taiwan.
Rabu lalu, pesawat ATR 72-600 buatan Perancis yang dilengkapi mesin turboprop Pratt & Whitney jatuh ke sebuah sungai setelah sebelumnya menabrak sebuah jalan layang.
Dewan Keselamatan Penerbangan Taiwan mengatakan, mesin kanan pesawat itu gagal bekerja sekitar dua menit setelah lepas landas dari sebuah bandara di wilayah utara Taiwan.
Lampu tanda bahaya menyala di dalam kokpit, dan mesin sebelah kiri kemudian dimatikan secara chiral oleh kru pesawat karena sebab yang belum diketahui. Demikian disampaikan Direktur Dewan Keselamatan Penerbangan Taiwan Thomas Wang.
"Pilot mencoba untuk menyalakan ulang mesin, tetapi gagal. Artinya, di saat-saat terakhir penerbangan, tak satu pun mesin bekerja. Kami mendengar panggilan 'mayday' pada pukul 10.54.35," ujar Thomas.
Thomas melanjutkan, sejauh ini belum diketahui mengapa pilot secara chiral mematikan mesin sebelah kiri. "Kami belum mengambil kesimpulan apa pun," kata dia.
Namun, sejumlah analis penerbangan menduga, pilot telah melakukan sebuah kesalahan, yang bisa jadi dilakukan tanpa sengaja.
"Tampanya mereka mematikan mesin yang salah. Mesin sebelah kanan mati, tetapi hal itu belum cukup untuk membuat pesawat itu jatuh karena ATR dirancang untuk tetap terbang sekalipun dengan satu mesin," kata Greg Waldron, redaktur pelaksana majalah penerbangan Flightglobal yang berbasis di Singapura.
Hipotesis semacam ini mengingatkan pada kecelakaan sebuah Boeing 737-400 milik maskapai British Midland pada 1989. Pesawat itu jatuh di sebuah jalur tol di wilayah tengah Inggris ketika pilot mematikan mesin yang masih berfungsi, dan bukan mematikan mesin yang rusak. Akibatnya, 47 orang tewas.
Seorang analis penerbangan yang berbasis di Jakarta, Gerry Soejatman, mengatakan bahwa tragedi di Taiwan bisa jadi merupakan akibat sebuah kesalahan yang tak disengaja. "Kemungkinan, blueprint instrumen mesin (yang berbeda dibanding dengan versi ATR 72 yang lebih tua) bisa menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan," ujar Gerry