Satelit9.info Jakarta- PT Kalbe Farma menarik obat biusnya dari peredaran. Tindakan ini dilakukan sebagai prosedur pengendalian mutu dan tanggung jawab preventif.
"Agar konsumen terlindungi secara maksimal," ujar Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius dalam siaran persnya yang diterima, Ahad (22/2)
Kalbe Farma menarik dua jenis produk yakni seluruh accumulation Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 mililiter dan Asam Tranexamat Generik 500 miligram/Amp 5 mililiter dengan nomor batch629668 dan 630025. “Bukan hanya obat anestesi Buvanest Spinal yang ditarik, melainkan juga produk injeksi Asam Tranexamat Generik," kata dia.
Pihak Kalbe Farma juga telah memulai penelaahan lebih lanjut. Hingga kini koordinasi dengan pemerintahan terkait tersebut masih berlangsung. Langkah ini, kata Vodjongtius, sebagai komitmen tanggung jawab atas segala produk dan layanannya.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut melakukan investigasi atas kasus meninggalnya dua pasien Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci, Tangerang. Hasil pemeriksaan sementara, belum ditemukan kesalahan prosedur dari pihak RS Siloam maupun dokter yang menangani pasien. “Sekarang ini, secara garis besar dari SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, kita belum temukan kelalaian kepada kedua pasien,”ujar Dirjen BUK Kemenkes Akmal Taher.
Pengecekan dilakukan mulai dari izin rumah sakit, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, serta dokter urologi. Menurut Akmal, RS Siloam memiliki SOP untuk menangani setiap pasien dan tidak ada yang dilanggar. Termasuk SOP terhadap penyimpanan obat di RS Siloam.
"Sampai saat ini kita belum menemukan pelanggaran SOP. Misalnya, untuk penyimpanan obat pada suhu tertentu kita sudah periksa ternyata betul. Pemberian dosis obat kepada pasien juga diketahui telah sesuai prosedur," ucapnya.
Hasil pemeriksaan sementara, Buvanest Spinal yang diberikan ternyata bukan berisi Bupivacaine yang merupakan obat bius, akan tetapi berisi asam traneksamat golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan. Pihak RS Siloam mengaku sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur
"Agar konsumen terlindungi secara maksimal," ujar Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius dalam siaran persnya yang diterima, Ahad (22/2)
Kalbe Farma menarik dua jenis produk yakni seluruh accumulation Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 mililiter dan Asam Tranexamat Generik 500 miligram/Amp 5 mililiter dengan nomor batch629668 dan 630025. “Bukan hanya obat anestesi Buvanest Spinal yang ditarik, melainkan juga produk injeksi Asam Tranexamat Generik," kata dia.
Pihak Kalbe Farma juga telah memulai penelaahan lebih lanjut. Hingga kini koordinasi dengan pemerintahan terkait tersebut masih berlangsung. Langkah ini, kata Vodjongtius, sebagai komitmen tanggung jawab atas segala produk dan layanannya.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut melakukan investigasi atas kasus meninggalnya dua pasien Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci, Tangerang. Hasil pemeriksaan sementara, belum ditemukan kesalahan prosedur dari pihak RS Siloam maupun dokter yang menangani pasien. “Sekarang ini, secara garis besar dari SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, kita belum temukan kelalaian kepada kedua pasien,”ujar Dirjen BUK Kemenkes Akmal Taher.
Pengecekan dilakukan mulai dari izin rumah sakit, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, serta dokter urologi. Menurut Akmal, RS Siloam memiliki SOP untuk menangani setiap pasien dan tidak ada yang dilanggar. Termasuk SOP terhadap penyimpanan obat di RS Siloam.
"Sampai saat ini kita belum menemukan pelanggaran SOP. Misalnya, untuk penyimpanan obat pada suhu tertentu kita sudah periksa ternyata betul. Pemberian dosis obat kepada pasien juga diketahui telah sesuai prosedur," ucapnya.
Hasil pemeriksaan sementara, Buvanest Spinal yang diberikan ternyata bukan berisi Bupivacaine yang merupakan obat bius, akan tetapi berisi asam traneksamat golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan. Pihak RS Siloam mengaku sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur